Senin, 12 Mei 2014

Karya Ilmiah

Bismillah..
Apa kabar teman-teman? Semoga Allah senantiasa memberikan hidayah dan taufiknya kepada kita semua. Aamiin :)

Sekarang saya akan memposting hasil Karya Ilmiah jaman SMA dulu. Waktu kelas XII MAN Cianjur, tahun 2009 saya ditugaskan untuk membuat karya tulis ilmiah. Waktu itu kerja kelompok, jadi masing-masing kelompok mempunyai studi kasus yang berbeda. Kebetulan, kelompok saya yang beranggotakan enam orang; Agri Hanny Choirunnisa, Hisamuddin, Indah A. Fitriyani, Lina Fatinah, M. Irman dan Piyan. Meneliti Fermentasi Bakteri Acetobacter Xylinum Pada Pembuatan Nata De Coco.

Ini hasil kerja kelompok kami.


Fermentasi
Bakteri Acetobacter xylinum
Pada pembuatan Nata De Coco


Di susun oleh :
Kelompok 1
Anggota :
-          Agri H
-          Hisamudin
-          Indah A
-          Lina F
-          M Irman M
-          Pian S
XII IPA 4

MADRASAH ALIYAH NEGERI ( MAN )
CIANJUR
Jl. P. Hidayatullah No. 29 Telp. (0263) 261900 Cianjur










DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
1.2  Rumusan masalah
1.3  Tujuan penelitian
1.4  Manfaat penelitian
BAB II LANDASAN TEORI
            2.1 Pengertian Nata de coco
            2.2 Pengertian bakteri Acetobacter xylinum
            2.3 Sejarah Nata de coco
            2.4 Cara mempercepat fermentasi nata de coco
BAB III METODE PENELITIAN
            3.1 Lokasi dan waktu penelitian
            3.2 Subjek penelitian
            3.4 Instrumen penelitian
            3.5 Produser penelitian
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
            4.1 Bahan dan cara pembuatan nata de coco
BAB V PENUTUP
            5.1 Kesimpulan
            5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA




KATA PENGANTAR
            Puji syukur penulis  panjatkan ke hadirat Allah swt, karena atas berkat rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan laporan penelitian ini. Shalawat dan salam semoga tercurah limpahkan kepada Nabi Muhammad saw, yang menjadi panutan seluruh alam.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, baik isi maupun penyampaiannya. Hal ini disebabkan keterbatasan pengetahuan dan pengalaman penulis selaku penyusun dalam laporan penelitian ini. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun agar karya penulis lebih baik lagi pada kesempatan yang lain.
            Tidak lupa penulis sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan makalah ini. Semoga bantuan yang telah mereka berikan menjadi suatu amal yang diridhoi Allah swt. Amin.
            Akhirnya penulis berharap, semoga laporan penelitian ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis selaku penyusun sekaligus peneliti, umumnya bagi semua.





Cianjur, 25 Februari 2012


Penyusun,







BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Nata de coco sebenarnya adalah selulosa murni produk kegiatan mikro Acetobacter xylinum. Produk ini dibuat dari air kelapa dan dikonsumsi sebagai makanan berserat yang menyehatkan. Di samping itu nata de coco dapat pula dipergunakan sebagai bahan baku industri.
Produksi nata de coco banyak dipraktekkan di masyarakat sebagai usaha kecil dan menengah. Di tingkat industri keci, nata de coco dikonsumsi sebagai bahan makanan tambahan dalam bentuk campuran minuman, coktail, puding, es mambo dll. Di tingkat industri menengah, nata de coco dipesan guna memenuhi permintaan industri sebagai bahan baku akustik dan sekat kedap suara.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah kami uraikan, maka dapat kami simpulkan
rumusan masalah dalam penelitian ini, yakni:
1.      Apa manfaat bakteri Acetobacter xylinum dalam pembuatan nata de coco ?
2.      Apa manfaat nata de coco?
3.      Bagaimana cara mempercepat fermentasi nata de coco?
1.3 Tujuan Penelitian
            Penelitian ini bertujuan untuk :
a.       Mendeskripsikan manfaat bakteri Acetobacter xylinum
b.      Mendeskripsikan manfaat nata de coco
c.       Mendeskripsikan cara untuk mempercepat fermentasi nata de coco
1.4  Manfaat Penelitian
Kegunaan dari penelitian ini, antara lain :
1.      Bagi peneliti, penelitian ini dapat di gunakan sebagai kajian awal untuk melakukan penelitian selanjutnya .
2.      Bagi tenaga penyuluh , penelitian ini dapat dijadikan bahan dalam memberikan penyuluhan kepada masyarakat tentang manfaat nata de coco.
3.      Bagi  masyarakat , penelitian ini dapat digunakan sebagai petunjuk untuk membuat nata de coco sendiri.




BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Nata De coco
            Nata de coco adalah hidangan penutup yang terlihat seperti jeli, berwarna putih hingga bening dan bertekstur kenyal. Makanan ini dihasilkan dari fermentasi air kelapa, dan mulanya dibuat di Filipina.
"Nata de coco" dalam bahasa Spanyol berarti "krim kelapa". Krim yang dimaksudkan adalah santan kelapa. Penamaan nata de coco dalam bahasa Spanyol karena Filipina pernah menjadi koloni Spanyol.
   Nata De Coco merupakan jenis komponen minuman yang terdiri dari senyawa selulosa (dietry fiber), yang dihasilkan dari air kelapa melalui proses fermentasi, yang melibatkan jasad renik (mikrobia), yang selanjutnya dikenal sebagai bibit nata. Pada prinsipnya untuk menghasilkan nata de coco yang bermutu baik, maka perlu disediakan media yang dapat mendukung aktivitas Acetobacter xylinum untuk memproduksi selulosa ekstra-seluler atau yang kemudian di sebut nata de coco
2.2 Pengertian bakteri Acetobacter xylinum.
Bibit nata adalah bakteri Acetobacter xylinum yang akan dapat membentuk serat nata jika ditumbuhkan dalam air kelapa yang sudah diperkaya dengan karbon dan nitrogen melalui proses yang terkontrol. Dalam kondisi demikian, bakteri tersebut akan menghasilkan enzim yang dapat menyusun zat gula menjadi ribuan rantai serat atau selulosa. Dari jutaan renik yang tumbuh pada air kelapa tersebut, akan dihasilkan jutaan lembar benang-benang selulosa yang akhirnya nampak padat berwarna putih hingga transparan, yang disebut sebagai nata. (http://id.wikipedia.org/wiki/Nata_de_coco)
Acetobacter xylinum dapat tumbuh pada pH 3,5 – 7,5, namun akan tumbuh optimal bila pH nya 4,3, sedangkan suhu ideal bagi pertumbuhan bakteri Acetobacter xylinum pada suhu 28°– 31 °C. Bakteri ini sangat memerlukan oksigen. Asam asetat atau asam cuka digunakan untuk menurunkan pH atau meningkatkan keasaman air kelapa. Asam asetat yang baik adalah asam asetat glacial (99,8 %). Asam asetat dengan konsentrasi rendah dapat digunakan, namun untuk mencapai tingkat keasaman yang diinginkan yaitu pH 4,5 – 5,5 dibutuhkan dalam jumlah banyak. Selain asan asetat, asam-asam organik dan anorganik lain bisa digunakan.(http://id.wikipedia.org/wiki/Nata_de_coco)
Seperti halnya pembuatan beberapa makanan atau minuman hasil fermentasi, pembuatan nata juga memerlukan bibit. Bibit tape biasa disebut ragi, bibit tempe disebut usar, dan bibit nata de coco disebut starter. Bibit nata de coco merupakan suspensi sel Acetobacter xylinum. Untuk dapat membuat bibit nata de coco seseorang perlu mengetahui sifat-sifat dari bakteri ini. Acetobacter xylinum merupakan bakteri berbentuk batang pendek, yang mempunyai panjang 2 mikron dan lebar micron, dengan permukaan dinding yang berlendir. Bakteri ini biasa membentuk rantai pendek dengan satuan 6-8 sel. Bersifat imotil dan dengan pewarnaan Gram menunjukkan Gram negatif.( http://bioindustri.blogspot.com)
Bakteri ini tidak membentuk endospora maupun pigmen. Pada kultur sel yang masih muda, individu sel berada sendiri-sendiri dan transparan. Koloni yang sudah tua membentuk lapisan menyerupai gelatin yang kokoh menutupi sel koloninya. Pertumbuhan koloni pada medium cair setelah 48 jam inokulasi akan membentuk lapisan pelikel dan dapat dengan mudah diambil dengan jarum oase.( http://bioindustri.blogspot.com)
Bakteri ini dapat membentuk asam dari glukosa, etil alcohol, dan propel alcohol, tidak membentuk indol dan mempunyai kemampuan mengoksidasi asam asetat menjadi CO2 dan H2O. sifat yang paling menonjol dari bakteri itu adalah memiliki kemampuan untuk mempolimerisasi glukosa sehingga menjadi selulosa. Selanjutnya selulosa tersebut membentuk matrik yang dikenal sebagai nata. Faktor lain yang dominan mempengaruhi sifat fisiologi dalam pembentukan nata adalah ketersediaan nutrisi, derajat keasaman, temperatur, dan ketersediaan oksigen. (http://bioindustri.blogspot.com)
Bakteri Acetobacter xylinum mengalami pertumbuhan sel. Pertumbuhan sel didefinisikan sebagai pertumbuhan secara teratur semua komponen di dalam sel hidup. Bakteri Acetobacter xylinum mengalami beberapa fase pertumbuhan sel yaitu fase adaptasi, fase pertumbuhan awal, fase pertumbuhan eksponensial, fase pertumbuhan lambat, fase pertumbuhan tetap, fase menuju kematian, dan fase kematian. Apabila bakteri dipindah ke media baru maka bakteri tidak langsung tumbuh melainkan beradaptasi terlebih dahulu. Pad fase terjadi aktivitas metabolismedan pembesaran sel, meskipun belum mengalami pertumbuhan. Fase pertumbuhan adaptasi dicapai pada 0-24 jam sejak inokulasi. Fase pertumbuhan awal dimulai dengan pembelahan sel dengan kecepatan rendah. Fase ini berlangsung beberapa jam saja. Fase eksponensial dicapai antara 1-5 hari. Pada fase ini bakteri mengeluarkan enzim ektraselulerpolimerase sebanyak-banyaknya untuk menyusun polimer glukosa menjadi selulosa (matrik nata). Fase ini sangat menentukan kecepatan suatu strain Acetobacter xylinum dalam membentuk nata.
Fase pertumbuhan lambat terjadi karena nutrisi telah berkurang, terdapat metabolik yang bersifat racun yang menghambat pertumbuhan bakteri dan umur sel sudah tua. Pada fase in pertumbuhan tidak stabil, tetapi jumlah sel yang tumbuh masih lebih banyak disbanding jumlah sel mati. Fase pertumbuhan tetap terjadi keseimbangan antara sel yang tumbuh dan yang mati. Matrik nata lebih banyak diproduksi pada fase ini. Fase menuju kematian terjadi akibat nutrisi dalam media sudah hamper habis. Setelah nutrisi harbi, maka bakteri akan mengalami fase kematian. Pada fase kematian sel dengan cepat mengalami kematian. Bakteri hasil dari fase ini tidak baik untuk strain nata.
Faktor-faktor yang mempengaruhi Acetobacter xylinum mengalami pertumbuhan adalah nutrisi, sumber karbon, sumber nitrogen, serta tingkat keasaman media temperatur, dan udara (oksigen). Senyawa karbon yang dibutuhkan dalam fermentasi nata berasal dari monosakarida dan disakarida. Sumber dari karbon ini yang paling banyak digunakan adalah gula. Sumber nitrogen bias berasal dari bahan organic seperti ZA, urea. Meskipun bakteri Acetobacter xylinum dapat tumbuh pada pH 3,5 – 7,5, namun akan tumbuh optimal bila pH nya 4,3. sedangkan suhu ideal bagi pertumbuhan bakteri Acetobacter xylinum pada suhu 28 – 31 0 C. bakteri ini sangat memerlukan oksigen. Sehingga dalam fermentasi tidak perlu ditutup rapat namun hanya ditutup untuk mencegah kotoran masuk kedalam media yang dapat mengakibatkan kontaminasi.


2.3 Sejarah nata de coco
Kata nata berasal dari bahasa Spanyol yang berarti krim. Nata diterjemahkan ke dalam bahasa Latin sebagai ‘natare’ yang berarti terapung-apung. Nata dapat dibuat dari air kelapa, santan kelapa, tetes tebu (molases), limbah cair tebu, atau sari buah (nanas, melon, pisang, jeruk, jambu biji, strawberry dan lain-lain). Nata yang dibuat dari air kelapa disebut nata de coco. Di Indonesia, nata de coco sering disebut sari air kelapa atau sari kelapa. Nata de coco pertama kali berasal dari Filipina. Di Indonesia, nata de coco mulai dicoba pada tahun 1973 dan mulai diperkenalkan pada tahun 1975. Namun demikian, nata de coco mulai dikenal luas di pasaran pada tahun 1981 (Sutarminingsih, 2004).
Di Indonesia pada awalnya, industri pengolahan nata diawali di tingkat usaha rumah tangga (home industry) dengan menggunakan sari buah nanas sebagai bahan bakunya sehingga produknya sering disebut nata de pina. Seperti pada umumnya usaha buah-buahan musiman lainnya, keberlangsungan produksi nata de pina terbentur dengan kendala sifat musiman tanaman nanas. Sehingga produksi nata de pina tidak dapat dilakukan sepanjang tahun. Keberlangsungan input merupakan hal yang penting dalam manajemen agribisnis termasuk nata de coco (Gumbira dan Intan, 2001). Untuk mengatasi kendala tersebut, alternatif penggunaan bahan lain yang mudah didapat, tersedia sepanjang tahun dan harganya murah adalah air kelapa. Pada mulanya air kelapa kebanyakan hanya merupakan limbah dari industri pembuatan kopra atau minyak goreng (Jawa: klentik). Nata dari air kelapa yang kemudian terkenal dengan nama nata de coco merupakan hasil fermentasi air kelapa dengan bantuan mikroba acetobacter xylinum. Air kelapa harus ditampung dari berbagai sumber. Penampungan air kelapa tersebut memberikan jaminan sediaan air kelapa yang memadai dan terjadinya proses air kelapa menjadi basi. Proses pembasian air kelapa ini memberikan dampak yang positif  karena air kelapa secara alami terkontaminasi oleh bakteri asam cuka dan fermentasi awal terjadi dan berakibat turunnya pH air kelapa. Penurunan pH tersebut dari segi teknis sangat menguntungkan karena pada proses pembuatan nata de coco justru pH harus diturunkan sampai air kelapa hasil pendidihan mencapai 3-4, dengan cara menambah asam cuka (Sutardi 2004). Proses pembasian ini tidak memiliki pengaruh yang signifikan pada kualitas air kelapa kecuali jika fermentasi awal berlangsung lama (berlanjut) sehingga kadar gula air kelapa makin menipis dan pada akhirnya air kelapa dapat busuk karena bakteri pembusuk mengambil alih proses dekomposisi lanjut. Oleh sebab itu harus dihindari pembasian air kelapa yang lama. Menurut Sutardi (2004) lama penyimpanan air kelapa sebaiknya tidak lebih lama dari 4 hari.
Nata de coco merupakan salah satu produk olahan air kelapa yang memiliki kandungan serat tinggi dan kandungan kalori rendah sehingga cocok untuk makanan diet dan baik untuk sistim pencernaan serta tidak mengandung kolesterol sehingga mulai poluler di kalangan masyarakat yang memiliki perhatian pada kesehatan. Nata de coco tidak hanya memiliki pasar domestik tetapi juga pasar ekspor terutama Eropa, Jepang, Amerika Serikat dan negara-negara Timur Tengah.
Nata de coco merupakan hasil sampingan (limbah) buah kelapa. Buah kelapa merupakan bagian terpenting dari tanaman kelapa karena memiliki nilai ekonomis dan gizi yang tinggi. Dilihat dari persentase komponennya, buah kelapa terdiri dari empat komponen yaitu 35% sabut, 12% tempurung, 28% daging buah dan 25% air kelapa. Masing-masing komponen dapat dimanfaatkan untuk produk makanan maupun non makanan. Sebagai contoh serabut untuk kerajinan keset, sapu, furniture; tempurung kelapa untuk arang; buah kelapa untuk minyak goreng, santan, kopra; dan air kelapa untuk nata de coco.
2.4 Cara mempercepat fermentasi nata de coco
            Nata de Coco disamping mempunyai nilai gizi yang tinggi, juga merupakan bisnis yang sangat prospektif, yang bisa di kembangkan secara home industri atau juga bisa di produksi berskala pabrik. Pasar local maupun Expor yang sangat membutuhkan produk ini. Tapi dalam perkembangannya nata de coco banyak sekali kendala dari berbagai aspek, tapi kendala ini sangat bisa di minimalisir bahkan sampai 1% angka kegagalannya. Tapi untuk kendala mempercepat proses fermentasi belum banyak yang tahu bagaimana caranya. Salah satu kunci dalam menangani masalah ini yaitu degan menggunakan bahan yang terbuat dari kelapa juga banyak orang takut menggunakan cara ini karena di samping angka kegagalan mereka sangat tinggi terutama di daerah Jogjakarta yang mayoritas usaha produksi nata de coco masih dalam angka 10% bahkan di musim-musim tertentu bisa mencapai 50%. Juga karena menggunakan cara ini bisa menambah biaya ongkos produksi.

Caranya adalah dengan menggunakan santan kelapa. Dengan komposisi tertentu dalam pembuatan nata de coco, kita dapat menghasilkan nata de coco yang masa fermentasinya maju sakitar 3 s.d 5 hari. Selain untuk mempercepat, ternyata santan ini bisa untuk menetralisir air kelapa, baik itu tercampur dengan air tawar, air terlalu muda, atau terlalu lama. Karena kebanyakan petani nata de coco belum menggunakan alat untuk mengukur Ph air kelapa atau alat untuk mengetes kadar air kelapa murni atau tercampur, karena alatnya sendiri termasuk mahal. Nah salah satu solusinya adalah dengan menggunakan santan kelapa itu.




BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Waktu penelitian
            Penelitian dilaksanankan di Jl. Ariawiratanudatar pada tanggal 25 Februari 2012
3.2 Subjek Penelitian
            Subjek penelitian adalah bakteri Acetobacter Xylinum
3.3 Instrumen penelitian
            Instrumen penelitian berupa fermentasi bakteri Acetobacter Xylinum
3.4 Prosedur penelitian
            Prosedur penelitian ini menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:
·         Mencari bahan referensi dari Internet
·         Observasi lapangan
·         Mewawancarai narasumber
·         Mengolah hasil penelitian














BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 HASIL PENELITIAN
Cara pembuatan nata de coco :
Bahan yang diperlukan
a. Air kelapa murni 5 liter
b. Gula putih 250 gr
c. Urea/ZA  0.5 gr
d. Asam cuka/ asam asetat 50 cc
e. Asam nitrat
f. Bibit nata de coco

Cara Membuat
1. Air kelapa mentah di saring, dan dimasukkan ke dalam panci stenless ukuran 5 liter di masak sampai mendidih 100 derajat celcius
2. Setelah mendidih masukkan gula putih 250 gr, za 0,5 gr, cuka  50 cc.
3. Campuran air kelapa yang sudah mendidih dimasukan ke dalam baki plastik  yang bersih atau steril. 
4. Tutuplah baki-baki tersebut dengan kertas koran steril  yang sudah dijemur dengan panas matahari.
5. Baki-baki ditutup rapat dan disusun di atas rak baki secara rapi dan ditiriskan sampai dingin untuk diberi bibit nata de coco
6. Pembibitan dilakukan pada pagi hari dan hasil pembibitan ditutup kembali
6. Baki hasil pembibitan tidak boleh terganggu atau tergoyang
7. Biarkan baki pembibitan itu  selama satu minggu dan jangan terganggu  atau tergoyang oleh apapun.
8. Buka hasil pembibitan setelah berumur satu minggu.


Cara Panen
1. Nata yang terbentuk diambil dan dibuang bagian yang rusak (jika ada),lalu dibersihkan dengan air (dibilas). Kemudian direndam dengan air  bersih selama 1 hari.
2.Pada hari kedua rendaman diganti dengan air bersih dan direndam lagiselama 1 hari.
3.Pada hari ketiga nata dicuci bersih dan dipotong bentuk kubus (ukuransesuai selera) kemudian direbus hingga mendidih dan air rebusan yang pertama dibuang.
4.Nata yang telah dibuang airnya tadi, kemudian direbus lagi danditambahkan dengan satu sendok makan asam sitrat.



Cara Mengolah
1.Bila diolah sebagai campuran es buah, nata de coco ditambah dengan gula  dan sirup.
2.Bila tak sempat mengolahnya, maka disimpan saja  dalam lemari es.

























BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
            Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa :
1.      Manfaat bakteri Acetobacter xylinum dalam proses pembuatan nata de coco yaitu  untuk memproduksi selulosa ekstra-seluler.
2.      Memiliki kandungan serat tinggi dan kandungan kalori rendah sehingga cocok untuk makanan diet dan baik untuk sistem pencernaan serta tidak mengandung kolesterol sehingga mulai poluler di kalangan masyarakat yang memiliki perhatian pada kesehatan.
5.2 Saran
1.      Bagi peneliti, penelitian ini dapat di gunakan sebagai kajian awal untuk melakukan penelitian selanjutnya .
2.      Bagi tenaga penyuluh , penelitian ini dapat dijadikan bahan dalam memberikan penyuluhan kepada masyarakat tentang manfaat nata de coco.
3.      Bagi  masyarakat , penelitian ini dapat digunakan sebagai petunjuk untuk membuat nata de coco sendiri.














DAFTAR PUSTAKA


















LEMBAR PENGESHAN
Fermentasi bakteri Acetobacter xylinum
Pada Pembuatan Nata De Coco
( Diajukan untuk memenuhi tugas mata pelajaran Biologi semester genap )



Di susun oleh :
-          Agri H
-          Hisamudin
-          Indah A
-          Lina F
-          M Irman M
-          Pian S


Disahkan oleh :



Guru Mata Pelajaran                                                                           Ketua Kelompok



Nunung Nurhayati S.pd                                                                        Lina Fatinah


 ini gambar air kelapa yang sudah di campur dengan
bakteri Acetobacter xylinum.
 selanjutnya air nata de coco di tuangkan pada wadah loyang.
 kemudian air nata de coco yang sudah di tuangkan pada wadah, selanjutnya di tutup dengan Koran seperti gambar di samping.
 nata de coco selanjutnya  di simpan seperti gambar di samping selama kurang lebih satu minggu.
   inilah hasil dari nata de coco yang sudah di fermentasikan selama satu minggu.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar