Apa kabar teman-teman? Semoga Allah senantiasa memberikan hidayah dan taufiknya kepada kita semua. Aamiin :)
Sekarang saya akan memposting hasil Karya Ilmiah jaman SMA dulu. Waktu kelas XII MAN Cianjur, tahun 2009 saya ditugaskan untuk membuat karya tulis ilmiah. Waktu itu kerja kelompok, jadi masing-masing kelompok mempunyai studi kasus yang berbeda. Kebetulan, kelompok saya yang beranggotakan enam orang; Agri Hanny Choirunnisa, Hisamuddin, Indah A. Fitriyani, Lina Fatinah, M. Irman dan Piyan. Meneliti Fermentasi Bakteri Acetobacter Xylinum Pada Pembuatan Nata De Coco.
Ini hasil kerja kelompok kami.
Fermentasi
Bakteri Acetobacter xylinum
Pada pembuatan Nata De Coco
Di susun
oleh :
Kelompok 1
Anggota :
-
Agri H
-
Hisamudin
-
Indah A
-
Lina F
-
M Irman M
-
Pian S
XII IPA 4
MADRASAH ALIYAH NEGERI ( MAN )
CIANJUR
Jl. P. Hidayatullah No. 29 Telp. (0263) 261900 Cianjur
DAFTAR
ISI
KATA
PENGANTAR
DAFTAR
ISI
BAB
I PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
1.2 Rumusan
masalah
1.3 Tujuan
penelitian
1.4 Manfaat
penelitian
BAB
II LANDASAN TEORI
2.1
Pengertian Nata de coco
2.2
Pengertian bakteri Acetobacter xylinum
2.3 Sejarah Nata de coco
2.4 Cara mempercepat fermentasi nata
de coco
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi dan waktu penelitian
3.2 Subjek penelitian
3.4 Instrumen penelitian
3.5 Produser penelitian
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
4.1 Bahan dan cara pembuatan nata de
coco
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
KATA
PENGANTAR
Puji
syukur penulis panjatkan ke hadirat
Allah swt, karena atas berkat rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat
menyelesaikan laporan penelitian ini. Shalawat dan salam semoga tercurah
limpahkan kepada Nabi Muhammad saw, yang menjadi panutan seluruh alam.
Penulis menyadari bahwa
laporan ini masih jauh dari sempurna, baik isi maupun penyampaiannya. Hal ini
disebabkan keterbatasan pengetahuan dan pengalaman penulis selaku penyusun
dalam laporan penelitian ini. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik
yang membangun agar karya penulis lebih baik lagi pada kesempatan yang lain.
Tidak
lupa penulis sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
penyusunan makalah ini. Semoga bantuan yang telah mereka berikan menjadi suatu
amal yang diridhoi Allah swt. Amin.
Akhirnya
penulis berharap, semoga laporan penelitian ini dapat bermanfaat khususnya bagi
penulis selaku penyusun sekaligus peneliti, umumnya bagi semua.
Cianjur, 25
Februari 2012
Penyusun,
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Nata de coco sebenarnya adalah selulosa
murni produk kegiatan mikro Acetobacter
xylinum. Produk ini dibuat dari air kelapa dan dikonsumsi sebagai makanan
berserat yang menyehatkan. Di samping itu nata de coco dapat pula dipergunakan
sebagai bahan baku industri.
Produksi nata de coco banyak dipraktekkan di
masyarakat sebagai usaha kecil dan menengah. Di tingkat industri keci, nata de
coco dikonsumsi sebagai bahan makanan tambahan dalam bentuk campuran minuman,
coktail, puding, es mambo dll. Di tingkat industri menengah, nata de coco
dipesan guna memenuhi permintaan industri sebagai bahan baku akustik dan sekat
kedap suara.
1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar
belakang yang telah kami uraikan, maka dapat kami simpulkan
rumusan masalah dalam penelitian ini, yakni:
1. Apa
manfaat bakteri Acetobacter xylinum dalam pembuatan nata de coco ?
2. Apa
manfaat nata de coco?
3. Bagaimana
cara mempercepat fermentasi nata de coco?
1.3
Tujuan Penelitian
Penelitian ini
bertujuan untuk :
a. Mendeskripsikan
manfaat bakteri Acetobacter xylinum
b. Mendeskripsikan
manfaat nata de coco
c. Mendeskripsikan
cara untuk mempercepat fermentasi nata de coco
1.4 Manfaat Penelitian
Kegunaan dari
penelitian ini, antara lain :
1. Bagi
peneliti, penelitian ini dapat di gunakan sebagai kajian awal untuk melakukan
penelitian selanjutnya .
2. Bagi
tenaga penyuluh , penelitian ini dapat dijadikan bahan dalam memberikan penyuluhan
kepada masyarakat tentang manfaat nata de coco.
3. Bagi masyarakat , penelitian ini dapat digunakan
sebagai petunjuk untuk membuat nata de coco sendiri.
BAB
II
LANDASAN
TEORI
2.1
Pengertian Nata De coco
Nata de coco adalah hidangan
penutup yang terlihat seperti jeli, berwarna putih
hingga bening dan bertekstur kenyal. Makanan ini dihasilkan dari fermentasi air kelapa, dan mulanya
dibuat di Filipina.
"Nata de
coco" dalam bahasa
Spanyol berarti "krim
kelapa". Krim yang dimaksudkan adalah santan kelapa. Penamaan nata de coco
dalam bahasa Spanyol karena Filipina pernah menjadi koloni Spanyol.
Nata De Coco merupakan jenis
komponen minuman yang terdiri dari senyawa selulosa (dietry fiber), yang
dihasilkan dari air kelapa melalui proses fermentasi, yang melibatkan jasad
renik (mikrobia), yang selanjutnya dikenal sebagai bibit nata. Pada prinsipnya
untuk menghasilkan nata de coco yang bermutu baik, maka perlu disediakan media
yang dapat mendukung aktivitas Acetobacter xylinum untuk
memproduksi selulosa ekstra-seluler atau yang kemudian di sebut nata de coco
2.2 Pengertian bakteri Acetobacter
xylinum.
Bibit
nata adalah bakteri Acetobacter xylinum yang akan dapat membentuk serat nata jika ditumbuhkan dalam
air kelapa yang sudah diperkaya dengan karbon dan nitrogen melalui proses yang terkontrol.
Dalam kondisi demikian, bakteri tersebut akan menghasilkan enzim yang dapat
menyusun zat gula menjadi ribuan rantai serat atau selulosa. Dari jutaan renik yang tumbuh pada
air kelapa tersebut, akan dihasilkan jutaan lembar benang-benang selulosa yang
akhirnya nampak padat berwarna putih hingga transparan, yang disebut sebagai
nata. (http://id.wikipedia.org/wiki/Nata_de_coco)
Acetobacter xylinum dapat tumbuh pada pH 3,5 – 7,5, namun akan tumbuh
optimal bila pH nya 4,3, sedangkan suhu ideal bagi pertumbuhan bakteri Acetobacter
xylinum pada suhu 28°– 31 °C. Bakteri ini sangat memerlukan
oksigen. Asam asetat atau asam cuka digunakan untuk menurunkan pH atau
meningkatkan keasaman air kelapa. Asam asetat yang baik adalah asam asetat
glacial (99,8 %). Asam asetat dengan konsentrasi rendah dapat digunakan, namun
untuk mencapai tingkat keasaman yang diinginkan yaitu pH 4,5 – 5,5 dibutuhkan
dalam jumlah banyak. Selain asan asetat, asam-asam organik dan anorganik lain
bisa digunakan.(http://id.wikipedia.org/wiki/Nata_de_coco)
Seperti
halnya pembuatan beberapa makanan atau minuman hasil fermentasi, pembuatan nata
juga memerlukan bibit. Bibit tape biasa disebut ragi, bibit tempe disebut usar,
dan bibit nata de coco disebut starter. Bibit nata de coco merupakan suspensi
sel Acetobacter xylinum. Untuk dapat membuat bibit nata de coco
seseorang perlu mengetahui sifat-sifat dari bakteri ini. Acetobacter xylinum
merupakan bakteri berbentuk batang pendek, yang mempunyai panjang 2 mikron dan
lebar micron, dengan permukaan dinding yang berlendir. Bakteri ini biasa
membentuk rantai pendek dengan satuan 6-8 sel. Bersifat imotil dan dengan
pewarnaan Gram menunjukkan Gram negatif.( http://bioindustri.blogspot.com)
Bakteri
ini tidak membentuk endospora maupun pigmen. Pada kultur sel yang masih muda,
individu sel berada sendiri-sendiri dan transparan. Koloni yang sudah tua
membentuk lapisan menyerupai gelatin yang kokoh menutupi sel koloninya.
Pertumbuhan koloni pada medium cair setelah 48 jam inokulasi akan membentuk
lapisan pelikel dan dapat dengan mudah diambil dengan jarum oase.(
http://bioindustri.blogspot.com)
Bakteri
ini dapat membentuk asam dari glukosa, etil alcohol, dan propel alcohol, tidak
membentuk indol dan mempunyai kemampuan mengoksidasi asam asetat menjadi CO2
dan H2O. sifat yang paling menonjol dari bakteri itu adalah memiliki kemampuan
untuk mempolimerisasi glukosa sehingga menjadi selulosa. Selanjutnya selulosa
tersebut membentuk matrik yang dikenal sebagai nata. Faktor lain yang dominan
mempengaruhi sifat fisiologi dalam pembentukan nata adalah ketersediaan
nutrisi, derajat keasaman, temperatur, dan ketersediaan oksigen.
(http://bioindustri.blogspot.com)
Bakteri
Acetobacter xylinum mengalami pertumbuhan sel. Pertumbuhan sel
didefinisikan sebagai pertumbuhan secara teratur semua komponen di dalam sel
hidup. Bakteri Acetobacter xylinum mengalami beberapa fase
pertumbuhan sel yaitu fase adaptasi, fase pertumbuhan awal, fase pertumbuhan
eksponensial, fase pertumbuhan lambat, fase pertumbuhan tetap, fase menuju
kematian, dan fase kematian. Apabila bakteri dipindah ke media baru maka
bakteri tidak langsung tumbuh melainkan beradaptasi terlebih dahulu. Pad fase
terjadi aktivitas metabolismedan pembesaran sel, meskipun belum mengalami
pertumbuhan. Fase pertumbuhan adaptasi dicapai pada 0-24 jam sejak inokulasi.
Fase pertumbuhan awal dimulai dengan pembelahan sel dengan kecepatan rendah.
Fase ini berlangsung beberapa jam saja. Fase eksponensial dicapai antara 1-5
hari. Pada fase ini bakteri mengeluarkan enzim ektraselulerpolimerase
sebanyak-banyaknya untuk menyusun polimer glukosa menjadi selulosa (matrik
nata). Fase ini sangat menentukan kecepatan suatu strain Acetobacter xylinum
dalam membentuk nata.
Fase
pertumbuhan lambat terjadi karena nutrisi telah berkurang, terdapat metabolik
yang bersifat racun yang menghambat pertumbuhan bakteri dan umur sel sudah tua.
Pada fase in pertumbuhan tidak stabil, tetapi jumlah sel yang tumbuh masih
lebih banyak disbanding jumlah sel mati. Fase pertumbuhan tetap terjadi
keseimbangan antara sel yang tumbuh dan yang mati. Matrik nata lebih banyak
diproduksi pada fase ini. Fase menuju kematian terjadi akibat nutrisi dalam media
sudah hamper habis. Setelah nutrisi harbi, maka bakteri akan mengalami fase
kematian. Pada fase kematian sel dengan cepat mengalami kematian. Bakteri hasil
dari fase ini tidak baik untuk strain nata.
Faktor-faktor yang mempengaruhi Acetobacter xylinum
mengalami pertumbuhan adalah nutrisi, sumber karbon, sumber nitrogen, serta
tingkat keasaman media temperatur, dan udara (oksigen). Senyawa karbon yang
dibutuhkan dalam fermentasi nata berasal dari monosakarida dan disakarida.
Sumber dari karbon ini yang paling banyak digunakan adalah gula. Sumber
nitrogen bias berasal dari bahan organic seperti ZA, urea. Meskipun bakteri Acetobacter
xylinum dapat tumbuh pada pH 3,5 – 7,5, namun akan tumbuh optimal bila
pH nya 4,3. sedangkan suhu ideal bagi pertumbuhan bakteri Acetobacter xylinum
pada suhu 28 – 31 0 C. bakteri ini sangat memerlukan oksigen. Sehingga dalam
fermentasi tidak perlu ditutup rapat namun hanya ditutup untuk mencegah kotoran
masuk kedalam media yang dapat mengakibatkan kontaminasi.
2.3 Sejarah nata de coco
Kata nata berasal dari bahasa Spanyol yang berarti krim.
Nata diterjemahkan ke dalam bahasa Latin sebagai ‘natare’ yang berarti
terapung-apung. Nata dapat dibuat dari air kelapa, santan kelapa, tetes tebu
(molases), limbah cair tebu, atau sari buah (nanas, melon, pisang, jeruk, jambu
biji, strawberry dan lain-lain). Nata yang dibuat dari air kelapa disebut nata
de coco. Di Indonesia, nata de coco sering disebut sari air kelapa atau sari
kelapa. Nata de coco pertama kali berasal dari Filipina. Di Indonesia, nata de
coco mulai dicoba pada tahun 1973 dan mulai diperkenalkan pada tahun 1975.
Namun demikian, nata de coco mulai dikenal luas di pasaran pada tahun 1981
(Sutarminingsih, 2004).
Di Indonesia pada awalnya, industri pengolahan nata diawali
di tingkat usaha rumah tangga (home industry) dengan menggunakan sari buah
nanas sebagai bahan bakunya sehingga produknya sering disebut nata de pina.
Seperti pada umumnya usaha buah-buahan musiman lainnya, keberlangsungan
produksi nata de pina terbentur dengan kendala sifat musiman tanaman nanas.
Sehingga produksi nata de pina tidak dapat dilakukan sepanjang tahun.
Keberlangsungan input merupakan hal yang penting dalam manajemen agribisnis
termasuk nata de coco (Gumbira dan Intan, 2001). Untuk mengatasi kendala
tersebut, alternatif penggunaan bahan lain yang mudah didapat, tersedia
sepanjang tahun dan harganya murah adalah air kelapa. Pada mulanya air kelapa
kebanyakan hanya merupakan limbah dari industri pembuatan kopra atau minyak
goreng (Jawa: klentik). Nata dari air kelapa yang kemudian terkenal dengan nama
nata de coco merupakan hasil fermentasi air kelapa dengan bantuan mikroba
acetobacter xylinum. Air kelapa harus ditampung dari berbagai sumber.
Penampungan air kelapa tersebut memberikan jaminan sediaan air kelapa yang
memadai dan terjadinya proses air kelapa menjadi basi. Proses pembasian air
kelapa ini memberikan dampak yang positif
karena air kelapa secara alami terkontaminasi oleh bakteri asam cuka dan
fermentasi awal terjadi dan berakibat turunnya pH air kelapa. Penurunan pH
tersebut dari segi teknis sangat menguntungkan karena pada proses pembuatan
nata de coco justru pH harus diturunkan sampai air kelapa hasil pendidihan
mencapai 3-4, dengan cara menambah asam cuka (Sutardi 2004). Proses pembasian
ini tidak memiliki pengaruh yang signifikan pada kualitas air kelapa kecuali
jika fermentasi awal berlangsung lama (berlanjut) sehingga kadar gula air
kelapa makin menipis dan pada akhirnya air kelapa dapat busuk karena bakteri
pembusuk mengambil alih proses dekomposisi lanjut. Oleh sebab itu harus
dihindari pembasian air kelapa yang lama. Menurut Sutardi (2004) lama
penyimpanan air kelapa sebaiknya tidak lebih lama dari 4 hari.
Nata de coco merupakan salah satu produk olahan air kelapa
yang memiliki kandungan serat tinggi dan kandungan kalori rendah sehingga cocok
untuk makanan diet dan baik untuk sistim pencernaan serta tidak mengandung
kolesterol sehingga mulai poluler di kalangan masyarakat yang memiliki
perhatian pada kesehatan. Nata de coco tidak hanya memiliki pasar domestik
tetapi juga pasar ekspor terutama Eropa, Jepang, Amerika Serikat dan
negara-negara Timur Tengah.
Nata de coco merupakan hasil sampingan (limbah) buah kelapa.
Buah kelapa merupakan bagian terpenting dari tanaman kelapa karena memiliki
nilai ekonomis dan gizi yang tinggi. Dilihat dari persentase komponennya, buah
kelapa terdiri dari empat komponen yaitu 35% sabut, 12% tempurung, 28% daging
buah dan 25% air kelapa. Masing-masing komponen dapat dimanfaatkan untuk produk
makanan maupun non makanan. Sebagai contoh serabut untuk kerajinan keset, sapu,
furniture; tempurung kelapa untuk arang; buah kelapa untuk minyak goreng,
santan, kopra; dan air kelapa untuk nata de coco.
2.4
Cara mempercepat fermentasi nata de coco
Nata de Coco disamping mempunyai
nilai gizi yang tinggi, juga merupakan bisnis yang sangat prospektif, yang bisa
di kembangkan secara home industri atau juga bisa di produksi berskala pabrik.
Pasar local maupun Expor yang sangat membutuhkan produk ini. Tapi dalam perkembangannya
nata de coco banyak sekali kendala dari berbagai aspek, tapi kendala ini sangat
bisa di minimalisir bahkan sampai 1% angka kegagalannya. Tapi untuk kendala
mempercepat proses fermentasi belum banyak yang tahu bagaimana caranya. Salah
satu kunci dalam menangani masalah ini yaitu degan menggunakan bahan yang
terbuat dari kelapa juga banyak orang takut menggunakan cara ini karena di
samping angka kegagalan mereka sangat tinggi terutama di daerah Jogjakarta yang
mayoritas usaha produksi nata de coco masih dalam angka 10% bahkan di
musim-musim tertentu bisa mencapai 50%. Juga karena menggunakan cara ini bisa
menambah biaya ongkos produksi.
Caranya adalah dengan menggunakan santan kelapa. Dengan
komposisi tertentu dalam pembuatan nata de coco, kita dapat menghasilkan nata
de coco yang masa fermentasinya maju sakitar 3 s.d 5 hari. Selain untuk
mempercepat, ternyata santan ini bisa untuk menetralisir air kelapa, baik itu
tercampur dengan air tawar, air terlalu muda, atau terlalu lama. Karena
kebanyakan petani nata de coco belum menggunakan alat untuk mengukur Ph air
kelapa atau alat untuk mengetes kadar air kelapa murni atau tercampur, karena
alatnya sendiri termasuk mahal. Nah salah satu solusinya adalah dengan
menggunakan santan kelapa itu.
BAB
III
METODE
PENELITIAN
3.1
Waktu penelitian
Penelitian
dilaksanankan di Jl. Ariawiratanudatar pada tanggal 25 Februari 2012
3.2
Subjek Penelitian
Subjek
penelitian adalah bakteri Acetobacter
Xylinum
3.3
Instrumen penelitian
Instrumen
penelitian berupa fermentasi bakteri Acetobacter
Xylinum
3.4
Prosedur penelitian
Prosedur
penelitian ini menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:
·
Mencari bahan referensi dari Internet
·
Observasi lapangan
·
Mewawancarai narasumber
·
Mengolah hasil penelitian
BAB
IV
HASIL
PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1
HASIL PENELITIAN
Cara pembuatan nata de coco :
Bahan yang diperlukan
a. Air kelapa murni 5 liter
b. Gula putih 250 gr
c. Urea/ZA 0.5 gr
d. Asam cuka/ asam asetat 50 cc
e. Asam nitrat
f. Bibit nata de coco
Cara Membuat
1. Air kelapa mentah di saring, dan
dimasukkan ke dalam panci stenless ukuran 5 liter di masak sampai mendidih 100
derajat celcius
2. Setelah mendidih masukkan gula
putih 250 gr, za 0,5 gr, cuka 50 cc.
3. Campuran air kelapa yang sudah
mendidih dimasukan ke dalam baki plastik yang bersih atau steril.
4. Tutuplah baki-baki tersebut
dengan kertas koran steril yang sudah dijemur dengan panas matahari.
5. Baki-baki ditutup rapat dan
disusun di atas rak baki secara rapi dan ditiriskan sampai dingin untuk diberi
bibit nata de coco
6. Pembibitan dilakukan pada pagi
hari dan hasil pembibitan ditutup kembali
6. Baki hasil pembibitan tidak boleh
terganggu atau tergoyang
7. Biarkan baki pembibitan itu
selama satu minggu dan jangan terganggu atau tergoyang oleh apapun.
8. Buka hasil pembibitan setelah
berumur satu minggu.
Cara Panen
1. Nata yang
terbentuk diambil dan dibuang bagian yang rusak (jika ada),lalu dibersihkan dengan air
(dibilas). Kemudian direndam dengan air bersih selama 1 hari.
2.Pada hari
kedua rendaman diganti dengan air bersih dan direndam lagiselama 1 hari.
3.Pada hari
ketiga nata dicuci bersih dan dipotong bentuk kubus (ukuransesuai selera) kemudian direbus
hingga mendidih dan air rebusan yang pertama dibuang.
4.Nata yang
telah dibuang airnya tadi, kemudian direbus lagi danditambahkan dengan satu sendok makan
asam sitrat.
Cara Mengolah
1.Bila diolah
sebagai campuran es buah, nata de coco ditambah dengan gula dan sirup.
2.Bila tak
sempat mengolahnya, maka disimpan saja dalam lemari es.
BAB
V
PENUTUP
5.1
Kesimpulan
Berdasarkan
hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa :
1. Manfaat
bakteri Acetobacter xylinum dalam proses pembuatan nata de coco yaitu untuk memproduksi selulosa ekstra-seluler.
2. Memiliki kandungan serat tinggi dan kandungan kalori rendah
sehingga cocok untuk makanan diet dan baik untuk sistem pencernaan serta tidak
mengandung kolesterol sehingga mulai poluler di kalangan masyarakat yang
memiliki perhatian pada kesehatan.
5.2
Saran
1. Bagi
peneliti, penelitian ini dapat di gunakan sebagai kajian awal untuk melakukan
penelitian selanjutnya .
2. Bagi
tenaga penyuluh , penelitian ini dapat dijadikan bahan dalam memberikan
penyuluhan kepada masyarakat tentang manfaat nata de coco.
3. Bagi masyarakat , penelitian ini dapat digunakan
sebagai petunjuk untuk membuat nata de coco sendiri.
DAFTAR
PUSTAKA
LEMBAR
PENGESHAN
Fermentasi
bakteri Acetobacter xylinum
Pada
Pembuatan Nata De Coco
( Diajukan
untuk memenuhi tugas mata pelajaran Biologi semester genap )
Di susun
oleh :
-
Agri H
-
Hisamudin
-
Indah A
-
Lina F
-
M Irman M
-
Pian S
Disahkan
oleh :
Guru Mata Pelajaran Ketua
Kelompok
Nunung Nurhayati S.pd Lina Fatinah
ini gambar air kelapa yang sudah di campur dengan
bakteri Acetobacter xylinum.
selanjutnya air nata de coco di
tuangkan pada wadah loyang.
kemudian air nata de coco yang
sudah di tuangkan pada wadah, selanjutnya di tutup dengan Koran seperti gambar
di samping.
nata de coco selanjutnya di simpan seperti gambar di samping selama
kurang lebih satu minggu.
inilah hasil
dari nata de coco yang sudah di fermentasikan selama satu minggu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar