Pembahasan Kitab Nasoihuddiniyyah
Hal. 92 (Barisan ke-2 dari atas)
Diantara apa-apa yang menunjukan
kecintaan kepada Allah adalah Itiba’ (mengikuti) kepada Rasulullah SAW dengan
cara yang baik. Firman Allah: Katakanlah jika kalian mencintai Allah maka
hendaklah kalian mengikuti kepada-Ku, niscaya Allah akan mencintai kepadamu dan
akan mengampuni kepadamu atas dosa-dosa. Allah Maha Pengampun dan Maha Penyayang.
Dan adapun ridho kepada Allah
adalah kondisi yang mulia dan agung sekali. Firman Allah: Telah ridho Allah kepada
mereka dan mereka telah ridho kepada Allah. Dan bersabda Rasul SAW:
Sesungguhnya apabila Allah mencintai kepada suatu kaum, maka Allah akan menguji
kepada kaum itu. Maka barang siapa yang ridho kepada ujian dari Allah, maka
baginya adalah keridoan Allah.
Barang siapa yang benci atau
marah maka baginya adalah kemurkaan Allah. Rasul SAW bersabda: Sesungguhnya
Allah SWT dengan hikmah-Nya (Bijak-Nya) menjadikan kesenangan dan kegembiraan
di dalam keyakinan dan keridhoan. Juga
menjadikan kesempitan dan kesusahan di dalam keraguan dan kebencian (hadits). Dan
orang yang ridho (rela) kepada Allah adalah orang yang ridho dengan takdirnya yang
diberikan oleh Allah. Maka tatkala Allah mentakdirkan kepada seseorang, Maha Suci
Allah mentakdirkan dengan suatu takdir yang bertentangan dengan keinginan
nafsunya seorang mukmin tersebut, dan dengan sesuatu yang tidak diinginkan
nafsunya berupa musibah pada jiwanya atau hartanya, atau musibah berupa
kesulitan atau kefakiran. Jika diuji seperti itu, maka wajib baginya meridhoi
dengan semua itu dan merasa senang jiwanya. Juga tidak marah terhadap Qadha
dari Allah dan tidak boleh putus asa dan tidak boleh mengeluh. Maka
sesungguhnya Allah SWT berhak melakukan apapun di dalam kerajaan Allah terhadap
apapun. Dan tidak ada penggugat dan penentang bagi Allah di dalam
kekuasaan-Nya.
(Dan hendaklah berhati-hati)
setiap hamba ketika itu (dari kata seandainya, mengapa dan bagaimana) dan
hendaklah kau mengetahui bahwa sesungguhnya Allah Tuhan yang Maha Bijaksana dan
Maha Adil (Proporsional) di dalam seluruh perbuatan dan takdir-takdir-Nya.
Dan sesungguhnya Allah tidaklah
menetapkan bagi hamba yang beriman kepada sesuatu dan tidak menyukai kepada
selain jiwanya kecuali ada bagi mukim pada sesuatu tersebut kebaikan dan perbuatan
baik dan kesudahan yang baik. Maka hendkalah membaguskan kepada sangkaan
terhadap Rabb-mu. Dan hendaklah ridho dengan takdir dari Allah dan hendaklah
kembali kepada Rabb dengan kehinaan dan kebutuhan. Dan hendaklah berdiri
dihadapan Rabb dengan ketundukanmu dan kekalahanmu, hendaklah memperbanyak
pujian dan sanjungan kepada Rabb ketika dalam keadaan mudah, sulit dan
kemakmuran. Segala puji bagi Allah, Rabb pemilik seluruh alam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar